1minggu berlalu... masih saja ingatanku tertuju pada kejadian malam itu... kejadian yang hanya aku dan Allah saja yang tau... ingin kusibak mistery dibalik semua ini, beberapa kali ku baca ulang ayat dan isi sms dari mistery number itu... rasa ini masih mengusik,. “ kenapa aku harus merasa tak bertulang dan bergetar setiap mengingat'a...??? " namun tetap saja buntu menjadi penghias qalbu... “ Semoga pertanda yang baik,.. “ harapku kusisipkan selalu dalam do'aku... lamunanku pudar ketika telp dimeja kerjaku teriak minta diangkat,.. “ Hallo.. Assallamu'alaikum... Naiiii... ngapain z c??? “ suara Ayu yang akrab terdengar jelas sambil ngedumel... “ Wa'alaikumsallam... hehee... tadi lagi diawan, punten yaa.. kenapa??? “, tanyaku... “ Ya Allah... lupa yaa.. sekarang udh jam 2, kita mo ketempat Anna.. “ balas ayu mengingatkan, “ Asstaghfirullah... ya udah,.. meluncur sekarang deh... “
gejolak mengerti tiba2 terhenti
usang dan hanya sebuah isapan jempol
alunkan kemiskinan dalam darah yg memerahberdesir menghebat diantara sel sel pembuluh otak
kemana dia yang biasa'a menyapaku dalam sunyi???
terkurungkah dalam tirani???
entah... kebenamkan saja semua dalam selimut kusam!!!
malam sahabat...
cuma mo ngabarin...
malam ini aku terpuruk ditengah setumpuk kulit jeruk
manis asam,.. tapi menyegarkan...
hmmm... coba ada kamu disini...
kita nikmati kembali masa2 indah dalam sunyi
ingatanku masih meninggi...
kala kita sama2 terjatuh dan bangun lagi...
Tok.. tok.. tok... " Naiii'.... bangun Naiiiii'... sudah subuh... " suara ibu memanggil manggil namaku, sontak aku terbangun setengah terkejut saat kudapati tubuhku masih terbalut mukena,.. " Ya Allah... ternyata aku ketiduran setelah melaksanakan shalat tahajjud semalam... ". " Naiiii... " ibu mengulangi memanggilku dengan suara khas'a yang lembut... " iyaaa... buuuu'... Nai' dah bangun qo'.. " balasku sambil menguap...dan melihat jam beker diatas mejaku sudah hampir jam 05:00 wib bergegas membuka pintu kamar, .. sambil melepaskan mukenaku, " Tumben sih kamu kesiangan??? " tanya ibu sambil geleng-geleng kepala.. " Hu'ummm... semalaman ga bisa tidur.. aku mandi dlu yaa, mo shalat.. " sahutku tersenyum sambil mengecup pipinya dan langsung bergegas kekamar mandi...
Jembatan yang rindukan tapak kaki menorehkan emosi
ladang yang haus tetesan hujan ceritakan kegundahan
padatnya jalan raya teriakkan kemacetan
hinggap seekor burung yang terlepas dari sarang
lantunkan siulan bermelodi panjang
Di zaman Nabi Musa Alaihissalam, terjadi masa paceklik. Manusia dan hewan kehausan, dan hampir mati, karena sedikitnya persediaan air. Mereka lelah hingga berkata, “Wahai Musa, serulah Allah, dan mintalah agar hujan diturunkan! " Nabi Musa pun mengumpulkan mereka di satu tanah lapang, lalu ia berdoa kepada Allah. Mereka pun mengamini doa beliau, tetapi hujan tak kunjung turun. Akhirnya, ia pun berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak mau menurunkan hujan, padahal kami telah berdoa dan menghinakan diri pada-Mu?”
sandarkan sembilu tak tentu...
menikmati kecaman sebuah nestapa yang ringkih
membuai awan putih menjadikan langit bias tak hitam
taklagi merayu untuk luluhkan ketidakberdayaannya
kini... goncangan mengemis tak menemukan tawanya
6bln yang lalu tepatnya' dibulan juli 2010.. ditengah derasnya hujan kupaksakan untuk tetap pulang,.. tik tak tik tak,.. jarum jam dikantor yang buatku gelisah,.. hmmm... sudah jm5 sore, harusnya aku sudah dirumah... opppsss,.. hari ini aku janji mampir ketempat seorang sahabat untuk bantuin prepair pernikahannya,.. so' full spirit,..
Perjalananku diantara arah angin
terjelma dalam perangkap nafas
tercermin tujuan maupun hambatan
dimana fiksi tak menemukan realita
pagi ini masih bersama hujan... segelas air putih hangat namun tanpa cemilan... :( ... tapi g pp deh,.. tetep qo' msih bisa duduk manies didepan my compi,.. ^_^ sebelum mulai activity... seperti biasa mo cerita di pagi ini yang penuh pesona... hmmm... my nduuutzzz... lg cemberut ternyata,.. kenapa yaaa???
08:15 - 08:45 Ditemani secangkir kopi tanpa gula, sebungkus biscuit coklat n barisan sms dari sahabat... ada yang turun pamerkan keindahannya jadikan kehangatan dalam dingin yang asyik menyusup lewat tetesan berkabut, alunan music instrument dari mbah KITARO seolah menjadi suporterku kini, hmmm... damai dan menghentak... tak peduli sapaan dlm galau ikut menyeruak,tak peduli senyuman dlm lirih mendobrak dan tak peduli setumpuk kertas yang biasa menyapa...
Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.
TeRAKhiR KuSAPA TEnTANgNYa…
N@MuN yAnG ADA BUkAn j@WAb haMpIRikU..
“BIaR S@JA”.. uCAp hATIku daLAM kECEwAKu…
LirIH KuCoBA lANtuNKaN SeBU@H LAgU
TerNyAT@ MasIH kErUH KuRAsA
HhHHh… CAPEK!!!
Senja temani jemari ini... berceloteh tentang apa yang menjadi diksi dalam hati... rasa yang membumi ketika awal bersua dengan embun pagi... ^^ just a story...
ketika dalam alif menyapa... bait bait hati menjadi perantara ukhuwah yang terpapar bijak dalam sebuah jendela penuh makna, sebelum alif ada sebuah taman yang membawa senyum indah yang meronakan wajah gundah... suatu anugerah... indah dan mengalir penuh petuah... tata bahasa dan bicara yang melonjak penuh asa merebut segumpal bagian yang terdalam, nuansa'a meretas tanpa batas... gaungkan kasih dan sayang yang terukir tanpa permisi... sampai sekarang dan nanti dia tetap embun pagi....
entah, ada lebih dalam makna ini... setiap kata adalah sejuk kurasa... bahkan teriakan'a membahana dipagi buta... just a' note... alasan dalam sapa'an ini terurai karena kata, sikap juga tabiat... adalah penyejuk kala penat... bukan hanya sekedar ungkapan tapi syarat makna yang tertuang dalam belanga yang kadang hampa...
ini bukan sekedar goresan,.. tapi refleksi rasa yang mengundang jemari berkutat padat dalam semburat jiwa yang kecil dan jauh terjamah manfaat... tawa'a menyiratkan kebahagiaan,.. kebebasan berekspresi... ketenangan yang berapi... tangisnya... menyiratkan penyesalan,... melegalisasikan kekerdilan... kekosongan yang lama terabaikan... kemarahan'a penuh petuah,.. laksana gemuruh diatas kerajaan langit, seperti ombak dalam lautan yang menyeruak... namun tetap dalam satu naungan Sang Maha Pemilik Jiwa... dan semua'a masih sejuk seperti embun yang menyapa dipagi buta...
disini dengan seluruh yag menjadi bagian dalam ragaku... apapun dan kapanpun, dimanapun dan walapun... hanya sebaris kata yang tertuang penuh harapan... semoga ukhuwah ini terjaga... karena senyum'a... tangis'a dan amarah'a adalah bagian yang menjadikan kerinduan menyapa'a....
teruntuk embun pagi yang menjadi adikku....
ada satu yang menjadikan rindu kala celotehmu berbalut melodi tanpa henti...
teruntuk embun pagi yang menjadi kakakku...
ada satu yang tergambar kala aura bicara yang kau umbar adalah jawaban dalam setiap kealfaan...
teruntuk embun pagi yang menjadi ibuku...
ada satu yang melenakan ketika raut itu kaku dan isyaratkan ketegasan...
teruntuk embun pagi yang menjadi sahabatku...
ada kebahagiaan saat sapamu melautkan kelelahan...
with love
Pelita Hati... ^^
Diantara rasa yang biasa,..
aku melabuhkan dermaga asa ini pada pelabuhan yang tersengal...
hmmm.... tak ada yang beda kecuali angin yang melambai kini terasa dahsyat sapuannya
mungkin sekilas aku rasakan kelembutan, tapi sungguh...
hmmm.... ada yang melengking hebat
debaranpun seolah lamban berjalan
gemetar saat jelas semua itu terpampang
ada galau yang mengusik
haru yang membiru
seperti terhempas kedalam jurang yang menyeruak terjal
halilintar bahkan menyambar