LENTERA #2


image by google

11.30 Wib
Waktu yang kamu tentukan hari ini untuk kita bertemu, harus selesai sekarang! Pintamu lewat whatsapp, dan akupun memberikan emoticon tanda setuju.

Gaduh dan rusuh perasaanku kini, sengaja kusibukkan diri dengan beberapa kegiatan. Hanya untuk coba melenyapkan perasaan yang entah disebut apa. Mengingatmu adalah cahaya, mengingatmu adalah rindu, mengingatmu adalah candu. Hhhhh.. haruskah berakhir sekarang? Fiuhh.. 

Jarum jam diangka 11.18 Wib
12 menit lagi wajahmu akan menari bebas dihatiku, bahkan mungkin liar mencakar-cakar direlung yang terdalam. Hukuman apa ini Tuhan? Lirih ku mengeluh. Detak jarum jam saat ini tak ingin kudengar, semakin gila rasanya harus menemuimu dan akhirnya meninggalkanmu. Hhhh.. lagi-lagi menghela nafas.

Ternyata kamu terlambat, cukup lama aku menunggu di depan minimart. Kesabaranku semakin diuji rasanya. Cuaca panas menambah kegelisahan yang tak sedetikpun mau hilang. Tapi aku menunggu, akan terus menunggu sampai akhirnya kita sepakat meninggalkan jejak kebersamaan kita hari ini. Ini untuk terakhir kalinya. Tidak akan ada waktu lain yang dapat kita habiskan bersama lagi seperti sebelumnya. Aku mulai mengutuk waktu ketika rupamu belum didepan mataku.

Baru saja aku selesai membayar sebotol mineral, dan kamu tepat dihadapanku sekarang. Hanya tersenyum simpul, dan akupun sama. Hambarrr... sangat hambarr... Segera kuraih kunci motor dan tanpa basa basi kamupun duduk dibelakangku. Hanya sepatah kata, kita sepakati menuju ke sebuah tempat untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Tak ada obrolan, memeluk pinggangku pun sepertinya kamu enggan. Sudahlah, kita sama-sama menahan untuk tidak bersikap biasanya, aku mengerti dan ketidaksukaanku kuteriakan dalam hati.

Lentera...
Sungguh bathinku tersiksa bersikap seolah kita tidak ada apa-apa. Kamu dihadapanku sekarang dengan segelas jus yang menjadi perhatianmu. Masih dalam situasi melerai isi hati, kita lama terdiam. yang terdengar hanya kalimat basi. Menatapmu seperti ini melarutkan aku dalam ketidakberayaan untuk meninggalkanmu, melupakanmu sampai akhirnya kita tidak akan pernah bertemu. Sampai akhirnya.. Kau bertanya tentang mauku, tentang hal yang ingin disampaikan kepadamu. Aku tahu ada kekosongan dalam pertanyaanmu, kesepian yang teramat dalam. Kehampaan yang mengusik jiwamu sekarang. Seperti yang kau katakan sebelumnya.. kamu membenciku, membenciku dalam ketikberdayaanmu...

Secangkir kopi menjadi penenang saat ini, ampasnya seperti menggodaku untuk menyentuh dan menuliskan namamu. Wajahmu masih menunduk, sedikit saja kamu luangkan matamu untuk menatap mataku, hhh.. Karena masih ada ikatan itu, aku memilih diam dan menghukum diriku sendiri dengan menjahit rasa benci yang kudapatkan kini. Kalau boleh aku mengukur dengan menakar timbangan? Tidak 1 ons pun perasaanku berkurang. Justru semakin bertambah kg nya.

Langit sore menyeringai, awanpun menyembul dengan rupa yang beraneka. Sebentar lagi gelap, karena siluet jingga sudah mulai nampak.. Wajahmu menengadah pada langit. Dan aku cemburu, tidak seperti itu kau menatapku tadi. Hanya barisan kalimat yang kesumat yang mengiris dinding hati ini. Namun, kita sepakat untuk tidak saling mendekat. Hhhhh... Waktunya berpisah dan kembali gelisah. Aku masih sangat menginginkanmu, dan akan selalu menjagamu walau dari jauh. Lentera.. Dalam ketidaksukaan hari ini, kita bahagia Bukan? Jangan sebut ini akhir, tapi adalah awal untuk mengusir segala kecamuk yang kian membuat kita remuk. Biarkan Niel, abaikan saja Dia, dan tetaplah bersamaku.. Seperti Dia yang memilih bersamanya disaat kamu menunggu...

Jangan sebut ini akhir, aku mengingkari keinginanku sendiri. Sungguh, jangan katakan pertemuan ini yang terakhir, karena kita masih sama-sama inginkan bersama. Genggaman tanganmu, isyaratkan masih terasa berat untuk aku pergi dari hidupmu...

Percayalah, akan ada waktu benahi semua ini...

To be continued....


You Might Also Like

9 comments

  1. Menunggu kelanjutannya. Akankah mereka tetap bersama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sudah berkunjung ibuu.. Jangan bosan yaa, hhe.. 😆😌

      Hapus
  2. Ternyata masih update... Kirain berhenti :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Masiih Tp belom konsisten 😁

      Hapus
    2. Alhamdulillah Masiih Tp belom konsisten 😁

      Hapus
  3. kelanjutannya gimana ? jadi ga sabar hehehhe

    BalasHapus

Makasih buat jejaknya... ^_^

Diberdayakan oleh Blogger.

Laporkan Penyalahgunaan

Halaman